HAKEKAT DUNIA DALAM PANDANGAN ISLAM
Oleh : al-Ustadz Abu Abdillah Amin Ibrahim
Ketahuilah wahai para pembaca yang mulia ketahuilah bahwa negeri dunia yang kita berada di atasnya adalah negeri untuk beramal shaleh untuk negeri akhirat yang kekal nan abadi. Kehidupan dunia ini sifatnya sementara. Tidak ada makhluk yang hidup kekal di sana, semua pasti akan menghadap Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Anbiya ayat 34:
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ ۖ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?”
Allah juga berfirman dalam surat Ali Imron ayat 185:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Dua ayat di atas menerangkan kepada kita dengan jelas dan gamblang bahwa setiap kita pasti merasakan kematian. Jika kita telah mengetahui bahwa kita pasti meninggalkan dunia, pasti bertemu dengan Allah ta’ala dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap semua perbuatan yang kita lakukan di dunia ini, maka seorang muslim yang cerdas tidak akan mau menyia-nyiakan waktunya walaupun sedikit.
Bukankah Allah ‘Azza wa Jalla telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bersegera menuju ampunan-Nya?
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
Allah juga berfirman,
۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (Q.S. Ali Imran : 133).
Ya. Orang-orang yang bertaqwa dari kalangan hamba-hamba-Nya sajalah yang akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum terdengar oleh telinga dan tak terbetik dalam dada-dada manusia sebelumnya.
Oleh karena itu Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berbekal dengan ketaqwaan,
ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
“…Berbekallah, dan sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa…” (QS. Al-Baqarah : 197).
Para pembaca yang mulia, ketahuilah bahwasannya Allah ‘Azza wa Jall sajalah telah menciptakan dunia dan segala isinya, Allah juga menyampaikan kepada kita tentang hakikat dunia supaya kita tidak tertipu dengan keindahan dunia dan perhiasannya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-An’am ayat 32,
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”
Demikian juga Allah ta’ala menyatakan dalam surat Ali Imran ayat 185,
ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Disebutkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya dari sahabat Jabir radiyallahu’anhu bahwa Rasululloh dan para shahabat melewati sebuah pasar, lalu Rasul melewati anak kambing yang telah mati dalam keadaan terpotong telinganya. Kemudian beliau memegang telinga anak kambing tersebut dan mengangkatnya seraya bersabda, “Siapa di antara kalian yang mau membeli anak kambing ini dengan satu dirham? “Mereka para shahabat menjawab, ‘Kami tidak menginginkannya ya Rasulullah.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Maukah kalian jika anak kambing ini untuk kalian?” Para shahabat mengatakan, “Demi Allah jika seandainya kambing ini masih hidup niscaya kambing tersebut cacat apalagi kambing itu telah menjadi bangkai. Kemudian Rasulullah bersabda, “Demi Allah, dunia lebih hina di sisi Allah dari pada hinanya bangkai ini di sisi kalian”.
Dan masih banyak lagi ayat-ayat dan juga hadits-hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam tentang rendah dan hinanya dunia tersebut. Cukuplah tiga ayat dan satu hadits yang telah disebutkan sebagai pelajaran bagi hamba-hamba Allah ta’ala yang menginginkan kehidupan akhirat yang abadi nan penuh dengan kenikmatan.
Para pembaca yang mulia, mari kita simak kembali wasiat baginda Rasulullah dalam hadits Ibnu Umar. Beliau berkata, “Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam memegang pundakku seraya berkata,
كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل و كان ابن عمر يقول : اذا امسيت فلا تنتظر الصباح واذا اصبحت فلا تنتظر المساء . وخذ من صحتك لمرضك . ومن حياتك لموتك
“Jadilah kamu di dunia ini seperti seorang yang asing atau seperti seorang musafir”. Kemudian Ibnu Umar berkata, “Jika engkau di sore hari janganlah engkau menunda beramal sampai datang pagi hari, dan jika engkau di pagi hari janganlah menundanya hingga datang sore hari. Jadikan masa sehatmu untuk beramal sebelum datang masa sakitmu, dan pergunakanlah masa kehidupanmu untuk beramal shaleh sebelum kematian menjemputmu” (HR. Bukhori).
Perhatikanlah sabda beliau shalallahu’alaihi wasallam, “Jadilah kamu di dunia seperti seorang asing atau seorang musafir. Ini merupakan wasiat yang sangat berharga untuk hamba-hamba Allah yang berakal. Karena seorang asing di suatu tempat yang tentunya di sana dia tidak memiliki keluarga, maka tingkah laku, perbuatan yang dia lakukan di tempat tersebut tidak boleh seenaknya sendiri, dia tentu melakukan perbuatan yang tidak bertentangan dengan aturan daerah tersebut. Begitu pula seorang musafir yang tidaklah ia singgah di suatu tempat kecuali hanya sebentar untuk berteduh. Setelah itu ia melakukan perjalanan berikutnya sehingga bisa sampai ke tempat tujuan. Itulah sebuah gambaran tentang hakikat kehidupan dunia . bahwa kita semuanya sedang menuju Allh azzawajalla dan pasti bertemu Allah azzawajalla .
APA JAWABAN KITA TATKALA ALLAH BERTANYA TENTANG UMUR KITA UNTUK APA KITA HABISKAN ?
DEMIKIAN pula wasiat abdullah ibnu Umar. Beliau memberikan motivasi kepada kita agar kita jangan sampai menunda-nunda beramal shaleh apalagi sampai malas dalam beramal.
Ketahuilah wahai para pembaca yang mulia agama Islam bukan hanya menolak terorisme, radikalisme, komunisme, dan isme -isme lainnya akan tetepi Islam juga menolak keras sifat malas.
Rasulullah dalam hadits Abu Hurairah Riwayat Muslim, beliau bersabda,
إحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ
“Bersemangatlah kamu dalam memberikan perkara-perkara yang bermanfaat bagimu dan memonta pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu malas”
Sahabat Ali bin Abi Thalib berkata,
فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ ، وَلا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا ، الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلا حِسَابٌ ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلا عَمَلٌ
“Jadilah kamu hamba-hamba Allah yang beramal untuk negeri akhirat dan janganlah kamu menjadi hamba dunia karena sesungguhnya hari ini [di dunia] adalah hari untuk beramal dan tidak ada hitungan amalan, sedangkan hari esok [hari kiamat] adalah hari amalan kita dihisab dan tidak ada lagi hari untuk beramal.”
Ini juga merupakan nasihat yang sangat berharga bagi kita yang disampaikan oleh kholifah yang keempat.
Berkata seorang penyair sebagaimana dinukil oleh Al-Imam An Nawawi dalam muqoddimah Riydhus Sholihin
طَلَّقُوْا الدُّنْيَا وَخَافُوا الفِتَنَا | إنَّ للَّهِ عِبَاداً فُطَنَا |
أنها ليست لحيٍّ وطنا | نظروا فيها فلما علموا |
صالحَ الأعمالِ فيها سفنا | جعَلُوهَا لُجَّة ً وَاتَّخَذوا |
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala memiliki hamba-hamba-Nya yang cerdas…
Mereka menceraikan dunia dan takut akan fitnah…
mereka memandang isi dunianya
tatkala mereka mengetahui bahwa dunia bukan negeri KEKAL abadi,
mereka menjadikan dunia sebagai samudra…
SUNGGUH ORANG CERDIK ADALAH ORANG YANG MEMPERSIAPKAN DIRI DENGAN AMALAN SHOLEH MENGHADAPI KEMATIAN MAKA JADIKANLAH DIRI KITA MENJADI HAMBA YANG CERDAS.
Demikianlah pembahasan singkat tentang hakikat dunia semoga menjadi pelita bagi orang yang mencintai negeri akhirat.