Silaturrahim, Menjalin Hubungan Kekerabatan
Oleh : al-Akh Arif Wibowo
Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala.
Menjalin tali hubungan kerabat atau keluarga yang diistilahkan dengan silaturrahim, merupakan salah satu di antara akhlak-akhlak Islam yang agung. Bahkan ini merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana Allah telah menetapkan dalam syari’at-Nya yang mulia. Dalilnya adalah firman Allah dalam al-Qur’an surat an-Nisaa’ ayat ke-36 yang artinya :
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersukutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua ibu, bapak, dan karib kerabat.”
Salah seorang shahabi jalil, Amr bin ‘Abasah radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam : “… dengan apa Allah mengutusmu?”, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Allah mengutusku dengan silaturrahim, menghancurkan berhala, dan agar mentauhidkan Allah Ta’ala tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun.” (HR. Muslim)
Jadi, betapa pentingnya silaturrahim, karena ini merupakan akhlaq Islam…
Bagaimana cara bersilaturrahim?
Silaturrahim dapat dilakukan dengan cara memberikan harta, mengucapkan kata-kata yang baik, berziaroh (berkunjung) kepada mereka (yaitu orang-orang yang memiliki hubungan keluarga dengan kita seperti kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek, dan kerabat yang dekat ataupun yang jauh), dan terkadang pula dilakukan dengan memberikan pertolongan untuk kebaikan si saudara serta apa-apa yang bisa memberikan manfaat kepadanya.
Berikut ini ada beberapa keutamaan selaturrahim, di antaranya adalah :
- Akan dimasukan ke dalam al-Jannah (surga) dan dijauhkan dari an-Naar (neraka). Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan dalam hadits Abu Ayyub Khalid bin Zaid Al-Anshori Radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘alaihiwa sallam : Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku sesuatu amalan yang dapat memasukanku ke dalam al-Jannah dan menjauhkanku dari an-Naar? Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan : “Engkau beribadah kepada Allah Ta’ala dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, menegakkan sholat, menunaikan zakat dan menyambung tali hubungan kekerabatan (silaturrahim). ” (Muttafaqun’alaihi)
- Mendapatkan dua pahala bagi yang bershodaqoh kepada kerabat, yaitu pahala menyambung tali kekerabatan dan pahala shodaqoh.
- Akan dilapangkan rezeqinya dan dipanjangkan umurnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang suka untuk diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi.” (HR. Bukhari )
- Sebagai tanda kesempurnaan keimanan seseorang kepada Allah Ta’ala dan hari akhir. Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwa sallam bersabda :
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi.” (HR. Bukhari 6138)
Kemudian setelah kita mengetahui beberapa keutamaan silaturrahim, perlu kita ketahui pula ancaman atas orang yang memutus silaturrahim. Memutus silaturrahim adalah perbuatan yang tercela. Dan di antara akibat buruk bagi orang yang memutuskan silaturrahim adalah :
- Tidak akan masuk ke dalam surga. Rasulullah memberikan ancaman keras kepada siapa saja yang memutus silaturrahim dan balasannya adalah tidak akan dimasukan ke dalam surga: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus (shilaturrahim).” {Muttafaqun’alaihi}
- Dijadikan buta, tuli, dan dilaknat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah ta’ala berfirman yang artinya : “Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa, kalian akan berbuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan silaturrahim kalian? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati oleh Allah, ditulikan, dan dibutakan penglihatan mereka.” (Q.S. Muhammad : 22-23)
- Allah Ta’ala akan memutuskan hubungan silaturrahim, maka Allah Ta’ala akan memutus hubungan dengannya sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Ar-Rahim tergantung di Arsy, kemudian ia (Ar-Rahim) berkata : Barang siapa menyambungku, maka Allah akan menyambungnya dan barang siapa memutusku, maka Allah akan memutusnya.” (HR. Muslim).
- Akan disegerakan adzabnya di dunia. Dari Abu Bakrah Radhiyallahu ‘anhu ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak ada dosa yang pantas untuk disegerakan hukumannya oleh Allah bagi pelakunya di dunia bersamaan dengan (hukuman) yang disimpan untuknya di akherat dari pada kezaliman dan tali pemutusan silaturrahim.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih).
Para pembaca yang semoga anda semua dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang dimasukan oleh Allah Ta’ala ke dalam al-Jannah dan dijauhkan dari an-Naar dengan kita bertakwa kepada Allah ta’ala, beramal shaleh dan dengan bersilaturrahim kepada kerabat-kerabat kita… amiin.
Wallahu a’laam bis showab